Struktur
Pernafasan Manusia
a. Hidung
Hidung
merupakan alat pernapasan yang terletak di luar dan tersusun atas tulang rawan.
Pada bagian ujung dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis.
Rongga hidung dibagi menjadi dua bagian oleh septum nasalis, yaitu bagian kiri
dan kanan. Bagian depan septum
ditunjang
oleh tulang rawan, sedangkan bagian belakang ditunjang oleh tulang vomer dan
tonjolan tulang ethmoid.
Bagian bawah
rongga hidung dibatasi oleh tulang palatum, dan maksila. Bagian atas dibatasi
oleh
ethmoid,
bagian samping oleh tulang maksila, konka nasalis inferior, dan ethomoid
sedangkan bagian tengah dibatasi oleh septum nasalis.
Pada dinding
lateral terdapat tiga tonjolan yang disebut konka nasalis superior, konka media
dan konka inferior. Melalui celah-celah pada ketiga tonjolan ini udara
inspirasi akan dipanaskan oleh darah di dalam kapiler dan dilembapkan oleh
lendir yang disekresikan oleh sel goblet. Lendir juga dapat membersihkan udara
pernapasan dari debu. Bagian atas dari rongga hidung terdapat daerah
olfaktorius, yang mengandung sel-sel pembau. Sel-sel ini berhubungan dengan
saraf otak pertama (nervus olfaktorius). Panjangnya sekitar 10 cm. Udara yang
akan masuk ke dalam paru-paru pertama kali akan masuk melalui hidung terlebih
dahulu. Sekitar 15.000 liter udara setiap hari akan melewati hidung.
b. Faring
udara dan
makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofaring)
pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian
belakang. Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti
tabung corong, terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari
otot rangka. Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan. Faring
merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofaring) pada
bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang.
c. Laring
Dari faring,
udara pernapasan akan menuju pangkal tenggorokan atau disebut juga laring. Laring
tersusun atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersebut
tersusun oleh tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang rawan, piala
tulang rawan, dan gelang tulang rawan.
Pangkal
tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis).
Jika udara menuju tenggorokan, anak tekak melipat ke bawah, dan ketemu dengan
katup pangkal tenggorokan sehingga membuka jalan udara ke tenggorokan. Saat
menelan makanan, katup tersebut menutupi pangkal tenggorokan dan saat bernapas
katup tersebut akan membuka.
Pada pangkal
tenggorokan terdapat pita suara yang bergetar bila ada udara melaluinya.
Misalnya saja saat kita berbicara.
d. Trakea
Tenggorokan
berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di
rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang
rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi
menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
e. Bronkus
Bronkus
tersusun atas percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri. Letak bronkus kanan
dan kiri agak berbeda. Bronkus kanan lebih vertikal daripada kiri. Karena
strukturnya ini, sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing.
Itulah sebabnya paru-paru kanan
seseorang
lebih mudah terserang penyakit bronkhitis.
Pada
seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi
sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya lebih banyak
benda asing yang menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya penderita akan mengalami
sesak napas. Sedangkan pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan
tersumbat oleh lendir. Bronkus kemudian bercabang lagi sebanyak 20–25 kali
percabangan membentuk bronkiolus. Pada ujung bronkiolus inilah tersusun
alveolus yang berbentuk seperti buah anggur.
f. Paru-paru
Organ yang
berperan penting dalam proses pernapasan adalah paru-paru. Paru-paru merupakan
organ tubuh yang terletak pada rongga dada, tepatnya di atas sekat diafragma. Diafragma
adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut.
Paru-paru terdiri atas dua bagian, paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir yang berukuran lebih besar daripada
paru-paru sebelah kiri yang memiliki dua gelambir.
Paru-paru
dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura. Semakin
ke dalam, di dalam paru-paru akan ditemui gelembung halus kecil yang disebut alveolus.
Jumlah alveolus pada paru-paru kurang lebih 300 juta buah. Adanya alveolus ini
menjadikan permukaan paru-paru lebih luas. Diperkirakan, luas permukaan
paruparu sekitar 160 m2. Dengan kata lain, paru-paru memiliki luas permukaan
sekitar 100 kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh.
Dinding
alveolus mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat pada alveolus
berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menem bus dinding kapiler darah yang
mengelilingi alveolus. Setelah itu, masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat
oleh hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah sehingga terbentuk
oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya, oksigen diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.
Setelah sampai ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan sehingga
oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Oksigen ini digunakan untuk
oksidasi.
Karbon
dioksida yang dihasilkan dari respirasi sel diangkut oleh plasma darah melalui
pembuluh darah menuju ke paru-paru. Sesampai di alveolus, CO2 menembus dinding
pembuluh darah dan din ding
alveolus.
Dari alveolus, karbondioksida akan disalurkan menuju hidung untuk dikeluarkan.
Jadi proses pertukaran gas sebenarnya berlangsung di alveolus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar